VLSM singkatan dari Variable Length Subnet Mask merupakan
pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari
kelemahan subneting klasik, yang mana dalam klasik subneting, subnet zeroes,
dan subnet- ones tidak bisa digunakan. Selain itu, dalam subnet klassic, lokasi
nomor IP tidak efisien. VLSM juga bermakna mengalokasikan IP yang menujukan
sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa
aturan umum network-wide. VLSM digunakan karena memudahkan admin jaringan untuk
mengatur banyak subnet mask dalam ruang alamat IP yang sama dan mengurangi
masalah kekurangan alamat IP.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengelolaan
network untuk penerapan IP address yang menggunakan metode VLSM agar tetap
berkomunikasi ke dalam jaringan internet, yaitu
1.
Routing protocol yang
digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai
notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP,
EIGRP, OSPF dan lainnya.
2.
Semua perangkat router yang
digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma
penerus paket informasi.
Metode perhitungan IP address dibedakan menjadi dua metode, yaitu
dengan menggunakan metode VLSM dan CIDR. Pada metode VLSM yaitu dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask sedangkan metode
CIDR (Classless Interdomain Routing) dimana suatu Network ID hanya memiliki
satu subnet mask saja. Perbedaan yang mendasar adalah terletak pada pembagian
blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network
Address, yaitu sebagai IP address lokal dan IP Address ini tidak dikenal dalam
jaringan internet, tapi tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP address
berkelas.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah
host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan
perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR
selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan
perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi
beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya. Sebenarnya, metode VLSM
ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address
dan dilakukan pemecahan Network ID untuk mengatasi kekurangan IP Address
tersebut.
VLSM bukan hanya digunakan untuk operasi/implementasi subnetting,
tapi juga supernetting, yaitu penggabungan beberapa subnet kecil menjadi subnet
yang lebih besar. Karena penggabungan subnet kecil ini kadang mengakibatkan
keraguan kelas dari sebuah rentang IP, maka digunakan istilah CIDR (Classless
InterDomain Routing). Hal ini dilakukan supaya tidak menggunakan CIR (Committed
Information Rate) yang sering ditemukan di Frame Relay network. VLSM merupakan
metode yang digunakan dalam CIDR dalam merepresentasikan subnet mask yang
digunakan.
VLSM pada awalnya digunakan untuk membagi satu subnet besar
menjadi kumpulan subnet-subnet kecil demi menghindari kelebihan alamat IP
publik yang tidak terpakai yang diberikan dari ISP ke client. VLSM juga
digunakan untuk tujuan yang sama. Karena untuk private IP kelas A, B dan C
menjadi jauh lebih fleksibel untuk penggunaan internal. Representasi VLSM tidak
menggunakan kumpulan 4 oktet seperti (255.255.0.0 untuk default subnet
mask kelas B), tapi VLSM membantu menerjemahkan angka yang digunakan menjadi
kumpulan 4 oktet yang digunakan untuk melakukan subnetting. Di bawah ini CONTOH IP ADDRESS, SUBNETTING,
VLSM:
IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan
jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit
(biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte)
terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0
sampai 255.
Jenis-jenis IP Address terdiri
dari :
1.
IP Public
Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28
2.
Privat
IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal
pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan
tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer ATM.
10.0.0.0
– 10.255.255.255172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Kesimpulan
1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.
3.
Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73
SubnetingA524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73
Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian
network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service
Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas
akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini
disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork.
Langkah-langkah subneting adalah sbb :
contoh 2:Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?
Solusi ;
1.
Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2.
Berapa jumlah network yang
dibutuhkan ? dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan 25 > 30
3.
Ubah menjadi biner network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4.
Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga network-portion
host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000 perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000
Cara 110100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000 perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000
Dengan mengkombinasikan bit
00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248
Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256
11111 000 = 248
256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….
160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254
VLSM (Variable Leght Subnet Mask)
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah
pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet.
Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh 2:Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di
dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan
terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah
host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
A.
Urut kebutuhan host yang
diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
B.
Ubah menjadi
biner
network-portion
host-portion10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host
l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
maka
Network Broadcast Range-Host
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Host
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Host
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Host
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254
demikian semoga bisa membantu.
source:h**p://www*wikanpribadi*com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/